Selasa, 27 Juli 2010

Pemanfaatan Isi Rumen Dari Limbah Rumah Potong Hewan Yang Difermentasi dengan Trichoderma harzianum Sebagai Pakan dalam Ransum Itik


Dalam rangka menjaga pelesarian hidup, limbah Dari Rumah Potong Hewan berupa isi rumen dari temak rumansia belum dimanfaatkan secara maksimal, sedangkan isi rumen ini dapat merupakan sumber daya hayati yang dapat dijadikan pakan itik. Kemajuan hioteknologi melalui fermentasi isi rumen dengan kapang Trichoderma harzianum terayata dapat meningkatkan nilai gizi isi pakan. Mengingat ternak itik lebih toleran terhadap serat kasar yang tinggi dalam ransum maka pemberian isi rumen fermentasi dengan Trichoderma harzianum dalam jumlah relatif
tinggi diteliti pada ternak itik fase pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium makanan ternak dan kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang . 



Persiapan pakan untuk ternak itik dilaboratorium yaitu pengeringan isi rumen dan memfernentasikan dengan kapang Trichoderma harzianum nmlai bulan Januari sampai bulan Februari 1999. Uji biologis ransum dan perkembangan pertumbuhan dengan ternak itik selama delapan minggu mulai bulan Maret sampai tanggal 17 Mei 1999. Diakhir percobaan dilaksanakan pengukuran dan penimbangan organ pencernaan dan organ fisiologjs ternak tersebut Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL).
Sebagai perlakuan adalah penggantian ransum basal :
( A ) tanpa isi rumen fermentasi,
(B) dengan pemberian isi rumen fermentasi 12 %,
(C) pemberian isi rumen fermentasi 24 % dan
(D) pemberian isi rumen fermentasi 36 %.

Setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, maka diuji dengan uji jarak ganda Duncan. Selanjutnya diuji dengan Polinomial Ortogonal untuk melihat arah pengaruh perlakuan. Parameter yang diuji adalah pertambahan berat badan, jumlah makanan yang dikonsumsi, konversi ransum, aspek ekonomis, income over feed cost, persentase karkas, bobot lemak abdomen, bobot organ pencernaan bobot organ fisiologis serta persentase angka kematian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa respon itik terhadap ransum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat badan. Uji jarak ganda Duncan memperlihatkan antara perlakuan A-IRF 0%(1283,67gram/ekor), B-IRF 12%(1324,40gram/ekor), dan C-IRJF 24%(1299,14%gram/ekor) tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan perlakuan A-IRF 0%(1283,67gram/ekor) dengan perlakuan D-IRF36% (1180,27gram/ekor) memperlihatkan perbedaan nyata (P<0,05). Dilakukan uji lanjut dengan Polinomial Ortogonal menunjukan bahwa pengaruh periakuan dengan pertambahan berat badan itik adalah kuadaratik pada taraf (P<0,01) persamaan Kuadratiknya yaitu: Y=2 785+798,68X-20,47X2 Untuk 0 < X < 36. Keempat perlakuan dengan berbagai taraf pemberian isi rumen fermentasi dengan Trichoderma harzianum berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum. Uji Jarak Ganda Duncan terlihat antara perlakuan A-IRF 0% konsumsi ransumnya (5687,312 gram/ekor), B-IKF12% (5924,308 gram.ekor), C-IRF24%(6043,713 gram/ekor) tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan perlakuan A,B,C dengan perlakuan D-IRF 36% konsumsi ransumnya (6449,106 gram/ekor) berbeda nyata (P<0,05). Dilakukan Uji Lanjut Perbandingan Arah dengan Polinomial Ortogonal menunjukkan pengaruhnya adalah Linier ada taraf (P<0,01) dengan persamaan regresi linier Y-5665,4+360,72X dan korelasi antara perlakuan dengan konsumsi ransum adalah r-0,97. Pemakaian isi rumen fennentasi dngan Trichderma harziamun terhadap konversi ransum ternyata berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Dilakukan Uji Jarak Ganda Duncan antara periakuan, didapatkan hasil antara perlakuan A-IRF 0% konversi ransum adalah (4,396) pada perlakuan B-IRF 12% (4,474) perlakuan C-IRF 24%(4,656) tidak berbeda nyata (P>0,05). Antara perlakuan A,B,C dengan perlakuan D-IRF 36%(5,46S) berbeda nyata (P<0,05). Dilakukan Uji Lanjut Perbandingan Arah dengan Polinomial Ortogonal, hubungan antara perlakuan dengan konversi ransum adalah kuadratik (P<0,05) dengan persamaan regesi kuadratiknya adalah Y = 4,419-0,018X + 0,0013X2 dengan korelasi r = 0,998 untuk 0 < X< 36. Analisa ekonomis manfaat isi rumen fennentasi dengan Trichoderma harzianum, limbah rumah potong hewan dapat dijadikan sebagai pengganti dedak dilihat dari nilai gizinya sama bahkan lebih, yang semula harganya nol menjadi Rp. 400,-/kg. Dengan pemakaian isi rumen fennentasi harga ransum dapat lebih rendah jika dibandingkan dengan tanpa pemakaian
isi rumen fermentasi pada ransum A harga ransum Rp. 2 097,-/kg, penggunaan 12%
isi rumen fennentasi pada ransun B menjadi Rp. 1 938,-/kg , C pemakaian 24%
isi rumen fennentasi Rp. 1 909,-/kg dan pada D dengan 36% isi rumen fennentasi harga ransum menjadi Rp.l 774,-/kg

Hasil persentase karkas itik pada penelitian diperoleh tidak berbeda nyata (P>0,05) pada penggunaan ketiga level penggunaan isi rumen fermentasi dengan Trichoderma harzianum, yaitu A-IRF 0% (57,22%) ; B-IRF 12%(57,59) ; C-IRF 24%(56,21) dan D-IRF 36% (54,39). Pemberian isi rumen fermentasi dengan Trichoderma harzianum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase lemak abdomen (P>0,05) untuk masing-masing perlakuan A-IRF 0%(0,953%) ; B-IRF 12%(1,171%) ; C-IRF 24% (0,783%) dan D-IRF 36% (0,706%). Pengaruh pemakaian isi rumen fermentasi dengan kapang Trichoderma harzianum terhadap organ pencernaan tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil penelitian yang diperoleh terhadap tebal usus halus A-IRF 0%(27,34%); B-IRF12% (27,05%); C-IRF24%(27,12% dan D-IRF36% (28,95%). Untuk bobot proventrikulus diperoleh hasil penelitian A-IRF0%(0,423gr/100gr b.badan); B-IRF 12%(0,38gr/100gr b.badan) : C-IRF 24%(0,419gr/100 gr b.badan) dan D-BRF36%(0,465gr/100 gr b.badan). Pada bobot ventrikulus hasil yang diperoleh A-ERF0%(4,634gr/100gr b.badan) ; B-IRF12%(4>817gr/100gr b.badan) : C-IRF 24%(4,874gr/100gr b.badan) dan D-IRF 36%(5,366gr/100gr.b.badan). Terhadap organ fisiologis pemakaian isi rumen fermentasi dengan Trichoderma harzianum pada berbagai level perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0.05). Terlihat pada bobot jantung itik perlakuan A-IRF0% (0,6478gr/100gr b.badan) ; B-IRF12% (0,665gr/100gr b.badan) C-IRF24%(0,757gr/100 gr b.badan) dan perlakuan D-IRF36%(0.,765gr/100gr b badan). Hasil penelitian pada bobot hati itik terlihat A-IRF0%(2,65igr/100gr b badan); B-IRF 12%(2,789gr/100gr b badan) ;C -IRF24%(2,856gr/100gr b badan) dan D-IRF36%(3,001gr/100gr b badan). Bobot ginjal hasil penelitian ini A-IRF0%(0,920gr/100gr b badan) ; B-IRF12%(0,945gr/100gr b badan) ; C-IRF24%(0,977gr/lOOgr b badan) dan D-IRF 36%(U21gr/100 gr b badan). Untuk bobot pankreas hasil yang diperoleh A-IRF 0%(0>420gr/100gr b badan) ; B-IRF12%(0>381gr/100gr b badan) ;C-IRF24%(0,417gr/100gr b badan) dan D-IRF36%(0,178gr/100gr b badan). Sedangkan bobot kelenjar tiroid itik diperoleh hasil A-IRF 0%(12,796mg/100gr b badan); B-IRF 12%(15,533%); C-IRF 24%(14s933mg/100gr b badan) dan D-IRF 36%(17,575mg/100gr b badan).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa isi rumen fermentasi dengan menggunakan kapang Trichoderma harzianum dapat dipakai sampai taraf 36% tanpa mengganggu ternak itik, sedangkan penggunaan pada taraf 24% merupakan taraf pemakaian yang terbaik.

Tidak ada komentar: