Selasa, 03 November 2009

MENGAPA CANGKANG TELUR TIPIS

Pada telur yang memiliki kerabang yang tipis atau tanpa kerabang di bagian luar selaput telur akan sangat peka terhadap kerusakan. Telur ini jika ditempatkan pada cahaya akan terlihat terang (dilakukan saat candling).
Timbulnya kasus ini cukup bervariasi dari 0,5 - 6%. Hal ini muncul terutama pada ayam di awal-awal dewasa kelamin. Beberapa ayam akan terus bertelur dengan bentuk telur yang seperti tersebut diatas.

Minggu, 01 November 2009

KANDUNGAN BAHAN DAN CARA PENGOLAHAN BAHAN

PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN PAKAN TERNAK

Oleh: Drh. M. Fakhrul Ulum (materi diambil langsung dari referensi)
Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan
A.      Bahan Hewani
1.       Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat

BIJI RAMI UNTUK PAKAN UNGGAS

Para peneliti dari Universitas Manitoba yakin manfaat gizi biji rami dalam produk makanan manusia dapat secara efektif diterapkan kepada ternak ransum, laporan Cochrane Bruce untuk Farmscap Kanada. Produk rami saat ini tidak disetujui untuk digunakan dalam  makanan ternak, tetapi produk-produk berbasis rami secara luas digunakan dalam gizi manusia. Untuk menghasilkan data yang  mendukung pendaftaran produk rami dalam ransum ternak peneliti mengevaluasi keamanan dan efektivitas biji rami sebagai bahan pakan pada pakan unggas.

Senin, 26 Oktober 2009

AMPAS TEBU UNTUK PAKAN TERNAK

FERMENTASI AMPAS TEBU UNTUK PAKAN TERNAK, Mengingat banyaknya penjual es tebu segar diberbagi tempat, maka sangat sayang apabila limbah ampasnya dibuang begitu saja. Meskipun ada juga beberapa orang yang memanfaatkannya untuk bahan bakar didapur alias untuk kayu bakar. Sebenarnya kalau kita mau repot sedikit saja maka ampas tebu sangat cocok untuk digunakan makanan ternak.
Pakan ternak dengan menggunakan bahan ampas tebu sebenarnya kwalitasnya tidak kalah dengan pakan yang ada umumnya.

CARA PEMBUATAN PUPUK BOKASI

Pembuatan bokashi merupakan salah satu cara dalam menanggulangi limbah. Hal ini disebabkan bokashi dapat dibuat dari limbah pertanian. Salah satu contohnya adalah limbah log (media tanam) jamur. Pada saat panen jamur, media tanam ini akan dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan kembali, maka kemudian dilakukan percobaan pembuatan bokashi dari limbah ini. Beberapa keunggulannya pada limbah ini adalah masih tersisa akar-akar dari tanaman jamur yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dapat diserap lebih baik, ramah lingkungan dan memperbaiki sifat fisik tanah.

Minggu, 25 Oktober 2009

KOTORAN TERNAK UNTUK ENERGI LISTRIK

Kotoran Ternak Bisa Jadi Energi Listrik
PADANG (Ant): Kotoran ternak kini dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik dan dapat dimanfaatkan masyarakat daerah terpencil yang belum terlayani PLN. Melalui alat pengolahan kotoran ternak yang diciptakan mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Muhammad Nizam Ibka, sumber energi listrik kini dapat dinikmati masyarakat.
Menurut dosen pembimbing penelitian mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UBH, Ir. Edi Susilo, M.Eng., di Padang, Senin (24-3), alat itu diciptakan sebagai hasil penelitian laporan akhir mahasiswa tersebut untuk menyusun skripsi.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Cara Membuat Pestisida

Cara pembuatan pestisida nabati sangat mudah dan dapat dielakukaan oleh setiap insan manusia. Pestisida nabati dapat dibuat dengan cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:
  • Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak
  • Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung

Jumat, 23 Oktober 2009

Cara Pembuatan Ampas Tebu Untuk Pakan Ternak


Lathan dan dosis yang perlu dicampurkan untuk fermentasi ampas tebu antara lain :
Setiap 10 ton ampas tebu. Diperlukan 10 kg probiotik Starbio ,a 10 kg pupuk Urea, 2 kg pupuk TSP atau SP36, 2 kg pupuk ZA

Minggu, 11 Oktober 2009

Pengganti Jagung Sebagai Pakan ternak

Jagung merupakan komponen utama yang dominan dalam formulasi pakan unggas. Selaras dengan pertumbuhan pesat industri unggas Indonesia, kebutuhan jagung di dalam negeri dalam beberapa dekade terakhir juga ikut meningkat. Produksi dalam negeri terus didorong naik, tetapi impor jagung masih tetap harus dilakukan sementara hargapun terus naik.
Kebutuhan jagung dan eskalasi harga merupakan gejala inernasional yang meluas, apalagi dengan masih kuatnya trend penggunaan jagung sebagai sumber bioetanol untuk kegunaan bahan bakar. Oleh sebab itu para pengamat dan pakar ekonomi pertanian sudah mulai menganjurkan agar di samping berupaya terus meningkatkan produksi jagung, dikembangkan pula penelitian dan rintisan substitusi jagung untuk pakan.

Minggu, 13 September 2009

Cara Membuat Citosan Dari Cangkang Bekicot

Bekicot adalah komoditas salah satu daerah Kediri yang umumnya diekspor dalam bentuk beku maupun makanan kaleng. Potensi produksi bekicot  di daerah kediri  dari tahun ke tahun terus meningkat. Selama ini potensi bekicot di Indonesia rata-rata meningkat sebesar 7,4 persen per tahun.

Limbah sebanyak itu, jika tidak ditangani secara tepat, akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, karena selama ini pemanfaatan limbah cangkang bekicot hanya terbatas untuk pakan ternak saja seperti itik, bahkan sering dibiarkan membusuk.



Cangkang bekicot mengandung zat khitin sekitar 99,1 persen. Jika diproses lebih lanjut dengan melalui beberapa tahap, akan dihasilkan khitosan, yaitu:

Kamis, 03 September 2009

MAKANAN SUMBER PROTEIN UNTUK HEWAN


Serpihan ikan kering 76
Hati kering 76
Cacing tanah kering 76
Duckweed 50
Torula yeast 50
Brewers yeast 39
Kedelai (kering bakar) 37
Flaxseed 37  
Alfalfa seed 35
Benih alfalfa 35
Daging sapi, ramping 28
Cacing 28
Ikan 28
Biji bunga matahari 26,3
gandum 25
Polong & Beans, kering 24,5
Biji wijen 19,3
Kedelai (direbus) 17
Kulit gandum 16,6
Oats, utuh 14
Beras polish 12,8
Rye 12,5
Gandum 12,5
Barley 12,3
Oats 12
Jagung 9
Millet 9
Milo 9
Beras,
cokelat 7,5

Selasa, 01 September 2009

ISTILAH - ISTILAH DIPERTERNAKAN

ISTILAH - ISTILAH DIPERTERNAKAN

Mash: campuran dari beberapa bahan pakan, tanah untuk ukuran kecil tetapi tidak untuk bubuk

Butiran:
biji kecil mash dipadatkan, menyebabkan burung untuk memakan seluruh campuran, tidak mengambil dan memilih


Crumbles: pellet dipecah menjadi potongan kecil

Starter: campuran pakan untuk pertumbuhan anak ayam dan burung, biasanya dalam bentuk mash; kurang lebih sama seperti "Grower"; bisa diganti dengan "orang dewasa" makanan segera setelah anak ayam pergi untuk itu, di suatu tempat antara 4 dan 8 minggu usia

Grower (Penumbuh): kurang lebih sama seperti "Pemula"

Layer(Lapisan) : campuran pakan untuk ayam yang bertelur, memiliki kalsium dan protein tambahan ditambahkan

Broiler: campuran pakan untuk ayam yang tumbuh secepat mungkin, agar bisa dipanen untuk daging sedini mungkin

Scratch (Gores) : makan biji-bijian secara terpisah untuk ayam, biasanya berserakan di atas tanah atau sampah dari kandang, biasanya campuran biji-bijian, seperti gandum, rye, oat, dll (jagung / jagung harus retak sebelum menggunakan sebagai awal butir)

Feed Ingredients Concentrate (Bahan Pakan Konsentrat) : campuran makanan yang kaya protein, ditambah nutrisi lain yang diinginkan, biasanya makan bersama-sama dengan gandum ransum

Grit: Sudut, dilumatkan hard rock, terutama yang berasal dari granit, digunakan oleh ayam-ayam di tempat "gigi" --- kerang dan tulang pengganti TIDAK BISA grit; untuk confinded burung, pasir harus ditawarkan beberapa kali dalam sebulan sekurang-kurangnya; itu harus menjadi ukuran yang tepat untuk usia burung (lihat Baby Chicks halaman); burung diizinkan untuk rentang bebas tidak perlu ditawarkan grit - mereka menemukan cita-cita mereka sendiri ukuran dan jenis yang sesuai dengan diri mereka sendiri

Corn (Jagung) : jagung arti istilah Amerika jagung, atau "jagung rebus" (di Inggris "jagung" berarti apa yang berarti biji-bijian di AS, yaitu, semua makanan biji-bijian)

Grain (Grain) : istilah yang berarti apapun Amerika kecil, biji keras, terutama keluarga rumput-benih (disebut jagung di Inggris); memberikan energi, vitamin B, fosfor, dan seluruh biji-bijian adalah sumber protein yang adil, terlalu

Bran: lapisan luar kernel gandum; sangat tinggi di silikon, yang melambat yang membusuk di dalam tanah; murah produk sampingan dari penggilingan, sering diberikan secara cuma-cuma oleh pabrik besar

Germ (Kuman): tanaman embrio di dalam kernel biji-bijian; sangat bergizi dan tinggi protein; gandum dan beras bibit (juga disebut "beras polish") adalah produk laku penggilingan

Middlings (Barang bermutu lumayan): penggilingan tua istilah untuk bagian dari kernel yang digiling dari dengan kuman, dan mungkin mengandung pati dan dedak (silahkan email saya jika Anda memiliki informasi yang lebih spesifik :-)

Calcium( Kalsium): disediakan oleh kerang laut, dihancurkan tulang, dan hijau segar atau kering --- jumlah perlu diukur dengan seksama, jika tidak bebas rentang harus diberikan dalam jumlah yang lebih tinggi segera setelah ayam mulai bertelur

Protein: makanan asam amino tinggi, digunakan untuk membangun jaringan; kualitas protein ditentukan oleh "kelengkapan" dari varietas asam amino dalam sumber makanan, semua daging, telur dari segala jenis, susu, keju, kacang, biji kuman, dan kacang kedelai merupakan sumber protein tinggi

Amino acid: molekul yang merupakan salah satu blok bangunan protein, ada banyak asam amino yang berbeda, sebagian besar dari yang dapat diproduksi di dalam tubuh; beberapa yang tidak harus dipasok oleh makanan, dan disebut "Essential Amino Acids"; sebuah makanan yang memasok semua 8 asam amino esensial disebut "lengkap"

Vitamins: tua, istilah umum yang berarti "pemberi kehidupan", sebuah bahan kimia yang ditemukan di alam atau dibuat oleh manusia untuk meniru yang alami; vitamin baru, dan penggunaan baru dikenal vitamin, selalu menjadi ditemukan; melihat bagian RECIPES untuk mana yang harus menggunakan

Minerals: non-life-diciptakan bahan kimia yang ditemukan di alam; ini dan vitamin dapat ditambahkan untuk diet regimen untuk meningkatkan kesehatan; air laut mengandung semua mineral di bumi, dalam bentuk alami dan aman jumlah; "mineral" adalah yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sangat kecil, dan dapat sangat beracun jika jumlah ini adalah terlampaui; "makro-mineral" adalah mereka yang dibutuhkan dalam jumlah besar, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium

Kelp: rumput laut, tanaman yang tumbuh di laut; berisi semua mineral di bumi; semua rumput laut bisa dimakan, dan dapat dengan mudah dikeringkan dan diberi makan untuk ayam oleh setumpuk kliping dengan sesuatu di daerah mereka (juga, ini menggantikan apapun perlu menambahkan garam jatah mereka)

Methods of Raising Poultry Metode Meningkatkan Unggas
Free range : idealnya, tidak dikontrol oleh pagar, bisa mendapatkan sayuran segar dan serangga; sebagai digunakan secara komersial, istilah ini memungkinkan pagar, dengan jumlah ruang minimum per burung yang ditetapkan oleh instansi pemerintah definisi

Pastured poultry (Merumput unggas): ayam disimpan di bergerak, biasanya beroda, pena, bergerak setiap hari di atas padang rumput segar, lezat membuat daging dan telur sangat paling bergizi (dan sangat subur pastureland, juga)

Organic: : diperiksa oleh instansi pemerintah, sumber-sumber makanan organik tidak boleh mengandung bahan kimia berbahaya jejak; istilah seperti yang digunakan saat ini tidak menjamin bahwa unggas telah dibesarkan dalam cara yang terbaik, hanya yang telah mendekati nol bahan-bahan berbahaya

Types of Chickens Jenis Ayam
Pullets: betina ayam di tahun pertama mereka berbaring, atau sebelum pertama mereka meranggas; anak ayam betina

Hens : ayam betina di tahun kedua mereka berbaring, atau setelah pertama mereka meranggas

Straight Run:
: laki-laki anak ayam; laki-laki muda unggas domestik

Broilers: ayam dibesarkan untuk dimakan

Layers:: ayam dibesarkan untuk menjadi telur-lapisan

Layer-Broiler: ayam dibesarkan untuk menjadi baik telur-Laye

Senin, 31 Agustus 2009

BEKICOT ( Achanita spp. )

http://warintek.progressio.or.id/peternakan/bekicot.htm


TEPUNG CANGKANG BEKICOT
I. UMUM

1.1. Sejarah Singkat

Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa.

1.2. Sentra Peternakan

Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.

1.3. Jenis

Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.

1.4. Manfaat

Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan

II. PERSYARATAN LOKASI


Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA


3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
3.1.1. Perkandangan

Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25-30 derajat C.

Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.

Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:

1. Kandang kotak kayu

Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
2. Kandang dari bak semen Pembuatan
kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
3. Kandang galian tanah

Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.
3.1.2. Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.

3.2. Pembibitan
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.

3.2.1. Pemilihan Bibit Calon Induk

Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.

3.2.2. Reproduksi dan Perkawinan

Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.

3.2.3. Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

3.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan.

Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:

1. Menjaga kelembaban lingkungan Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.

2. Mempertahankan kondisi lingkungan Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.

3. Pemberian pakan yang bermutu secara teratur Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.

4. Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.

5. Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal sebagai berikut: 1) membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang) 2) membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen 3) menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.

3.4. Hama dan Penyakit
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.

3.5. Panen
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.

3.5.1. Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur.

3.5.2. Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.

3.6. Pascapanen
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TERNAK
4.1. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m2 pada tahun 1999.

1. Biaya produksi
1. Sewa Lahan 4.000 m2 Rp. 200.000,-
2. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
3. Pembuatan pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
4. Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
5. Pakan dan pemeliharaan Rp. 120.000,-
6. Panen dan pascapanen Rp. 100.000,-
7. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 500.000,-

2. Pendapatan
- Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,= = Rp. 10.000,-
- Anak bekicot 60.000,-
- Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap bulan Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.

3. Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,- setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.

3.6. Pascapanen
Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TERNAK
4.1. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m2 pada tahun 1999.

1. Biaya produksi 1. Sewa Lahan 4.000 m2 Rp. 200.000,-
2. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,- Rp. 5.000,-
3. Pembuatan pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,- Rp. 25.000,-
4. Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
5. Pakan dan pemeliharaan Rp. 120.000,- 6. Panen dan pascapanen Rp. 100.000,-
7. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 500.000,-

2. Pendapatan

- Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,= = Rp. 10.000,-
- Anak bekicot 60.000,-
- Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap bulan Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya. 3. Keuntungan Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,- setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.

4.2. Gambaran Peluang Agribisnis Daging bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988 harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.

Kegunaan tepung cangkang bekicot untuk peternakan adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai tambahan calsium pada ransum pakan.
  2. Sebagai tambahan phospor pada ransum pakan.
  3. Sebagai mineral pada ransum pakan.

Minggu, 09 Agustus 2009

Zeolit sebagai Mineral Serba Guna

Zeolit sebagai Mineral Serba Guna

Ditulis oleh Sinly Evan Putra
Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan pencemaran lingkungan.
Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit.
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel
Analsim Na16(Al16Si32O96). 16H2O
Kabasit (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O
Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
Erionit (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
Heulandit Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Mordenit Na8(Al8Si40O96). 24H2O
Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Natrolit Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Wairakit Ca(Al2Si4O12). 12H2O
Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.

Sifat Unik Zeolit

Karena sifat fisika dan kimia dari zeolit yang unik, sehingga dalam dasawarsa ini, zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna. Sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion.
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20) apabila dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Sedangkan sifat zeolit sebagai penukar ion karena adanya kation logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas didalam rongga dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak.

Aplikasi Zeolit

Seperti telah disinggung diatas, bahwasanya dalam dasawarsa ini, zeolt telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh aplikasinya :
Bidang/Sektor Aplikasi
Pertanian Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium pupuk.
Peternakan Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.
Perikanan Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan.
Energi Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon.
Industri Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik.
Daftar Pustaka
  • Bambang Setiaji. 2000. Pemanfaatan Zeolit untuk Adsorpsi Benzopiren sebagai Senyawa Racun dalam Asap Cair. Majalah Iptek Vo. 11, No. 4, November 2000.
  • Muhammad Rif’an. 2005. Zeolit, Kristal Ajaib dari Gunung Berapi. Majalah ACID Edisi III/Tahun V/Mei 2005. Bandar Lampung
  • Najib I. 1994. Pengaruh Pengaktifan Zeolit Lampung dengan Asam Sulfat sebagai Adsorben Ion Amonium. Skripsi Kimia Univ. Lampung. Bandar Lampung
  • Prayitno, KB. 1989. Zeolit sebgai Alternatif Industri Komoditi Mineral Indonesia. BPPT No. XXXV.
  • Rudy Situmeang. 2006. Kimia Katalis. Diktat Kuliah. Bandar Lampung
  • Sujarwadi. 1997. Sekilas tentang Zeolit. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral. Bandung
  • Susanto dan Suharso. 1999. Pemisahan Ion-ion Besi dalam Air dengan Zeolit Alam yang Diaktifasi. Jurnal Univ. Lampung. Bandar Lampung
  • Supriyantomo. 1996. Penggunaan Zeolit Lampung yang Diimpregnasi dengan Katalis untuk Reaksi Oksidasi Asam Maleat. Skripsi Kimia Univ. Lampung. Bandar Lampun

Senin, 03 Agustus 2009

Cara Mudah Membuat Banner

Cara Mudah Membuat Banner, Instant Banner Creator, Banner Builder, Banner Wizard

www.Solar-Aid.org

CITOSAN dan CANGKANG BEKICOT

CITOSAN dan CANGKANG BEKICOT

Kebutuhan air bersih semakin meningkat setiap harinya, sehingga sangat wajar jika industri water treatment di lndonesia pun terus bertumbuh dan kebutuhan akan bahan penjernih air pun terus meningkat.
Ternyata bahan penjernih air bisa dibuat dari cangkang bekicot. Cangkang bekicot mengandung bahan polikarbohidrat chitosan yang berfungsi sebagai koagulan pada pengolahan air limbah untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang terkandung di dalam air.
Proses koagulasi ini merupakan bagian primer pada proses pengolahan air limbah. Chitosan dapat menggantikan koagulan kimia yang umum digunakan, karena berpotensi bisa lebih murah, tidak beracun, dan bisa luruh secara alami.

Eka Rakhmawati
PEMANFAATAN KITOSAN HASIL DEASETILASI KITIN CANGKANG
BEKICOT SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REMAZOL YELLOW.
Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas
MIPA. Universitas Sebelas Maret. Kitosan telah dibuat dari kitin cangkang bekicot melalui proses deasetilasi. Isolasi kitin dari cangkang bekicot dilakukan melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitosan dipelajari kemampuannya dalam mengadsorpsi zat warna Remazol Yelow. Karakterisasi kitosan meliputi penentuan kadar air dan kadar abu, berat molekul, derajat polimerisasi serta derajat deasetilasi yang dihitung dengan metode spektroskopi infra merah. Adsorpsi zat warna Remazol Yellow oleh kitosan dilakukan dengan variasi pH dan variasi waktu kontak untuk mencari kondisi adsorpsi optimum. Variasi konsentrasi dilakukan untuk menentukan jenis adsorpsi yang terjadi selama proses penyerapan. Jenis isoterm adsorpsi diuji dengan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich. Pengukuran adsorpsi dan desorpsi air limbah zat warna Remazol Yellow dengan kitosan dilakukan pada kondisi optimum. Hasil deasetilasi kitin cangkang bekicot diperoleh kitosan dengan rendemen 9,59 ± 0,71 %, berwarna putih kecoklatan, tidak berbau dan berbentuk serbuk. Kitosan yang diperoleh mempunyai kadar air 2,06 ± 0,82 %, kadar mineral 26,11 ± 0,45 %, berat molekul rata-rata 2 kilodalton dengan derajat polimerisasi 12 dan derajat deasetilasi 74,95 % Kondisi optimum adsorpsi zat warna Remazol Yellow oleh kitosan pada pH 2 dan waktu kontak optimum 24 jam.
Isoterm adsorpsi yang dominan untuk adsorpsi kitosan terhadap zat warna Remazol Yellow adalah isoterm Langmuir. Daya serap kitosan terhadap air limbah zat warna Remazol Yellow adalah sebesar 0,40 mg/g dengan persen desorpsi rata-rata sebesar 23,34 %.1/

Minggu, 02 Agustus 2009

Menyiasati Bau Tak Sedap dari Kandang

Bau tak sedap di kandang disebabkan kadar amonia yang tinggi. Berpotensi meningkatkan angka kematian ayam
Widodo baru saja memulai usaha beternak ayam pedaging (broiler). Lelaki muda asal Temanggung ini belum memiliki lahan khusus untuk bisnis barunya ini. Dia menggunakan lahan kosong di halaman samping rumahnya. Populasinya tak banyak, hanya 1000 ekor. Walau demikian, Widodo tetap was-was jika bisnisnya nanti akan ditentang warga.
Sebab, dia tinggal di pemukiman yang padat penduduk. Ini artinya, dia tak bisa sekadar mengelola limbah ternaknya sebaik mungkin agar tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Lebih dari itu, dia juga harus menekan serendah mungkin polusi udara akibat bau tak sedap yang ditimbulkan dari usaha ternaknya tersebut.
Widodo hanyalah satu dari sekian banyak peternak yang masih dipusingkan dengan masalah polusi bau. Dan ini bukan masalah sepele. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, bau tidak hanya akan menimbulkan masalah polusi udara, tapi juga akan menurunkan produktivitas ternaknya. Bisa-bisa sebelum mencapai untung sudah buntung duluan.
Ini sangat masuk akal. Manajer Umum PT Alltech Biotechnology Indonesia, Isra Noor menyatakan bahwa kandang yang bau biasanya disebabkan oleh kandungan amonia yang tinggi dari produksi kandang. Amonia dalam konsentrasi kecil hanya akan berdampak pada bau yang tidak sedap. Sebaliknya dalam konsentrasi besar, amonia menyebabkan persoalan pernafasan dan iritasi.
”Amonia yang tinggi di kandang akan sangat merugikan peternak karena menurunkan produksi ayam baik broiler maupun layer (petelur). Kadar amonia yang tinggi di kandang juga memungkinkan terjadinya peningkatan angka kematian akibat berbagai penyakit pernafasan,” kata ahli nutrisi dari PT Trouw Nutrition Indonesia (PT Trouw), Wira Wisnu Wardani dalam kesempatan berbeda.
Produksi Amonia, Tak Terelakkan
Amonia, menurut Isra, produksinya tak bisa dihindarkan dalam kandang ternak. Sementara secara terpisah, Manajer Pemasaran PT Trouw Harris Haryadi menjelaskan bahwa munculnya amonia merupakan hasil dari sisa proses pencernaan protein yang tidak sempurna. Sisa protein yang banyak tersebut akan menyebabkan banyak unsur nitrogen (N) di dalam kotoran. Selanjutnya, sisa N tersebut oleh bakteri pengurai akan diubah menjadi amonia (NH3) atau amonium (NH4+).
Secara lebih rinci, pakar nutrisi unggas dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Zuprizal memiliki penjelasan untuk hal ini. “Unggas memiliki sistem pencernaan yang unik,” katanya. Salah satunya adalah sisa pencernaan yang dikeluarkan melalui kloaka (anus) berupa ekskreta, yaitu campuran antara pakan tak tercerna dengan asam urat sebagai hasil akhir metabolisme tubuh ayam (semacam urin pada mamalia).
Pakan tak tercerna dan asam urat ini merupakan penyumbang kandungan N (Nitrogen) dalam ekskreta. N dari ekskresi ginjal sebanyak 80% dan dari sistem pencernaan 20%. N urin ditemukan dalam bentuk asam urat, amonia, urea dan kreatinin.
Terkait hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi amonia di dalam kandang. Yaitu, lanjut Zuprizal, kualitas protein pakan, desain kandang, manajemen pemberian pakan, penanganan kotoran, temperatur lingkungan, kecepatan angin dan kondisi litter (alas kandang/sekam). Selain itu, daerah dengan kelembaban tinggi juga menyebabkan produksi amonia yang berasal dari dekomposisi asam urat lebih cepat, karena aktivitas bakteri dekomposer di tempat itu lebih cepat juga.
Harris menambahkan, tempat yang sangat berpeluang mengandung konsentrasi amonia tinggi adalah setiap tempat yang memiliki ventilasi kurang lancar dan kelembaban tinggi (bisa berkaitan dengan jenis sekam yang kurang daya serap airnya, tempat minum yang membasahi sekam, musim hujan dan atap bocor). Isra punya pendapat, konsentrasi amonia dalam kandang terkait erat dengan banyaknya konsentrasi nitrogen dalam kotoran, pH dan sistem ventilasi. Produksi amonia akan maksimal ketika pH kotoran berkisar antara 7-10.
Konsentrasi amonia ini pada tingkatan tertentu menurut Zuprizal bisa menyebabkan berbagai gangguan (lihat tabel). Threshold limit value (ambang batas konsentrasi) amonia pada unggas sebesar 25 ppm dan pada manusia 50 ppm. Angka ambang batas yang sama 25 ppm juga disodorkan Isra. Tapi dia menyebutkan rekomendasi ilmuwan Eropa yang jauh lebih kecil yakni 10 ppm
Senada, Harris menyebutkan kadar 25 ppm adalah ambang batas kadar amonia untuk mulai menimbulkan efek negatif pada ayam. Diawali iritasi permukaan saluran pernafasan, yang berpotensi diikuti masuknya kuman melalui epitel saluran nafas yang mulai rusak.
”Akibatnya penyakit-penyakit pernafasan, seperti SNOT, CRD kompleks dan sejenisnya akan lebih mudah menyerang dan sulit disembuhkan pada keadaan amonia di kandang sudah tinggi,” katanya. Celakanya, kata Harris, penyakit-penyakit pernafasan yang menyerang tersebut, terkadang masih pada tahap subklinis (gejala yang tak tampak), tetapi sudah membengkakkan angka FCR (perbandingan konversi pakan) .
Deteksi Amonia
Berdasarkan kemungkinannya, Zuprizal mengatakan, kandang postal memiliki potensi gangguan akibat amonia lebih besar daripada kandang panggung. Sebab, amonia memiliki massa jenis lebih tinggi daripada udara. “Sehingga amonia ngendon di atas lantai. Akibatnya, pada kandang litter, ayam akan langsung menghirupnya terus menerus,” kata Zuprizal.
Beberapa cara dapat digunakan untuk mendeteksi kadar amonia di kandang. Harris menyebutkan, diantaranya dengan memakai indikator kadar amonia, seperti kertas litmus (kertas pengukur pH). “Penggunaan indikator seperti itu,” Harris mengungkapkan, “yang terpenting adalah mengukurnya di ketinggian + 25 cm atau setara dengan kepala ayam di kandang tersebut. Terlalu dekat ke lantai akan terlalu pekat, terlalu tinggi akan kurang bermakna.”
Dan untuk cara termudah mengetahui kadar amonia di dalam kandang adalah, ”Bila kita masuk kandang dan bau kotoran sudah mulai menyengat, maka kadar amonia sudah bisa dikatakan berlebihan,” kata Harris.
Perketat Manajemen Kebersihan
Demi mengurangi munculnya amonia ini, Isra memberikan tiga solusi. Yaitu dengan manajemen perkandangan, kebersihan dan manipulasi nutrisi. Untuk manajemen perkandangan antara lain bisa dilakukan dengan mengatur ventilasi kandang dengan baik. Ventilasi kandang yang baik ini akan meminimalkan kandungan amonia. “Tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap bau yang muncul dan menyebar di sekitar perumahan,” kata Isra. Pasalnya, bau yang tidak sedap tersebut akan dibawa keluar dan bisa menyebar.
Karena itu, Isra mengemukakan cara yang paling rasional untuk mengurangi amonia ini adalah dengan memperketat manajemen kebersihan. Artinya harus secara rutin membersihkan kandang dan membuang atau menampung kotoran ke tempat yang jauh dari pemukiman.
Membiarkan kotoran dalam kandang terlalu lama akan membuat produksi amonia kian tinggi. Cara lain adalah menurunkan pH kotoran dengan penambahan asam (asam sulfat, asam nitrat, asa, klorida/HCl dll). Maksudnya untuk menghambat populasi bakteri penghasil enzim urease.
Selengkapnya baca di Majalah Trobos edisi Juni 2009

Peternakan dan Bau kotoran

Bau yang menyengat disamping menimbulkan polusi udara juga menggaggu ketenangan dalam hal bermasyarakat. Lebih-lebih kita berada di daerah centra industri peternakan. Untuk menanggulangi hal tersebut biasanya kita menggunakan bahan kimia untuk menghilanggkan bau kotoran yang menyengat. Disamping harganya mahal bahan kimia biasanya menimbulkan efek yang kurang baik terhadap lingkungan. Maka daripada itu kita bisa menggunakan bahan alami untuk menhilangkan bau kotoran yang harganya murah dan ramah lingkungan. Adapun resepnya adalah kita bisa menggunakan kunyit sebagai bahan alternatif untuk mencegah bau busuk yang ada pada kotoran di peternakan-peternakan. Kunyit adalah salah satu bahan yang alami dan harganya sangat murah dengan kwalitas tidak kalah dengan bahan kimia. Cara untuk menggukan kunyit adalah dengan mencampurkan pada pakan ternak kemudian diaduk dengan rata.

CARA MEMBUAT PAKAN TERNAK TERFERMENTASI





Pemanfaatan bahan pakan dari limbah agroindustri dapat mengurangi biaya pakan. Untuk membuat pakan ternak tersebut, anda dapat mencoba teknologi berikut ini. Sebagai contoh adalah pembuatan ransum sebanyak 10 kg bahan. Jika ingin membuat lebih banyak tinggal mengalikan sesuai kelipatan yang diinginkan. Misalkan bahan yang akan difermentasi terdiri dari :
- Ampas singgkong
- Wafer atau ciki afkir
- Sosis afkir
- Jagung
- Dedak
Adapun perbandingannya 15% Ampas singkong, 15% Wafer afkir, 300% jagung dan 30% sosis afkir 10% dedak. Aduklah bahan tersebut sampai merata kemudian lakukan proses fermentasi.
Ada dua cara fermentasi yaitu dengan Aspergillus niger atau dengan multi mikroba Untuk fermentasi dengan Aspergillus niger tempatkan 10 kg bahan ransum dalam ember besar dan tambahkan 8 liter air hangat. Aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit. Setelah agak dingin tambahkan 100 gram ragi tempe (Aspergillus niger) dan 100 gram urea, aduk kembali hingga merata. Kemudian tutup ember dan biarkan selama 3 hari. Selanjutnya ransum sudah siap untuk diberikan pada itik.
Untuk fermentasi dengan Multi mikroba siapkan 8 liter air dalam ember, tambahkan 10 ml multi mikroba dan aduk merata. Tambahkan 10 kg bahan ransum sambil diaduk. Kemudian masukkan dalam karung dan tutup rapat lalu dibiarkan selama 3 hari. Bahan yang telah difermentasi dalam jumlah banyak dapat disimpan sebagai pakan. Sebelum disimpan agar dijemur terlebih dahulu sampai kering supaya tidak bau ataupun ditumbuhi jamur.
Penggunaan pakan dari bahan limbah ini menunjukkan adanya kenaikan bobot yang lebih tinggi pada ternak yang dipelihara. Sedangkan untuk unggas yang berterlur bisa manambah berat telur dan meminiimkan jumlah pakan. Berarti biaya pakan juga menjadi lebih murah. Kalau mau lebih murah, disarankan dengan cara fermentasi multi mikroba

Jumat, 31 Juli 2009

Kulit kopi sebagai alternatif pakan ternak ayam petelur ataupun pedaging.

Kulit kopi yang biasanya dibuang sebagi pupuk maupun dibuang untuk bahan bakar bisa digunakan sebagai suplemen pakan ayam petelur maupun pakan ayam pedaging. Dilihat dari kandungan nutrisi yang ada didalam nya, kulit kopi dapat digunakan sebagai alternatif pengganti dedak (katul) untuk pakan ayam.

Untuk meningkatkan kwalitas kulit kopi, kita bisa menggunakan teknik fermentasi dulu sebelum kulit kopi digunakan untuk pakan ternak. Hal ini dilakukan untuk memperbarui dan menambah asupan gizi yang ada pada kulit kopi. Disamping itu daya cerna ayam terhadap pakan bisa sempurna.


Senin, 27 Juli 2009

Keli Meal Alternatif Sumber Protein


Istilah ‘Keli Meal’ masih sedikit asing di bidang peternakan, wajar saja karena produk ini baru dikembangkan ada di Malaysia. Di Indonesia ikan keli dikenal sebagai ikan lele (ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah)). Jadi pengertian dari keli meal simplennya adalah ikan lele yang di ambil minyaknya.Penulis mengangkat tema ini karena melihat keprihatinan kondisi pertanian Indonesia. Sementara limbah peternakan (kotoran ayam) di pakai untuk pupuk pertanian, namun tidak ada fedback dari pertanian yang memadia, intinya sektor pertanian tak mampu mensuport peternakan. Jika dibiarkan, industri peternakan semakin susah saja kondisinya. Oleh karena itu peternak semestinya membantu mencari alternatif terutama mengenai bahan baku pakan.

Memproduksi keli meal adalah salah satu sistem integrasi yang bisa di kembangkan untuk memperoleh bahan pakan berkualitas dari limbah peternakan itu sendiri. Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa keli meal perlu di kembangkan di Indonesia :

1. Sistem Integrasinya mirip dengan sistem longyam (Balong Ayam)

Di Jawa barat di kenal sitem longyam, yaitu pemeliharaan ikan di bawah peternakan ayam. Sistem yang efektif dan efisien untuk produksi kelimeal sangat mirip dengan logyam, hanya saja ada sedikit sentuhan teknology dimana kadar pH, oksigen, amonia air bisa di deteksi dan dikontrol dengan komputer sehingga kondisi kesehatan ikan dan SR (Survival Rate) nya.tinggi.Untuk selanjutnya pengolahan ikan menjadi keli meal menggunakan teknology untuk pembuatan fish meal (fish meal plan). Di Indonesia sudah banyak produsen fish meal, sehingga system ini mudah untuk diadopsi.

Dengan sistem yang sudah dikenal, sistem integrasi ini mudah di kembangkan. Pengembangan ikan lele (keli) di sistem ini berbeda dengan budidaya lele di kolam dalam hal kepadatan dan pakan dan size ikan ketika di panen.

2. Memberikan Fedback pada Industri Pakan

Beberapa tahun terakhir bahan pakan terus meningkat harganya, tidak hanya sumber energy seperti jagung dan CPO ;sumber protein seperti SBM, CGM, MBM juga ikut naik. Keli Meal mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi, dengan biaya pakan yang rendah harganya juga akan bersaing dengan tepung ikan dan SBM. Berikut ini adalah kandungan nutrisi keli meal* :


* diadopsi dari Technology Park Malaysia

Terlihat bahwa kandungan asam amino keli meal, harga akan cukup bersaing karena biaya pakan ikan lele sebagian dari kotoran sehingga produk ini akan di cari untuk bahan pakan unggas maupun ikan. Keli meal akan mempu mengurangi penggunaan soybean meal yang sekarang masih 100% import.

3. Menambah Keuntungan Peternak

Dengan sentuhan teknology memproduksi keli meal akan menambah keuntungan peternak, karena peternak mendapat tambahan income dari penjualan keli meal dan keli Oil. Dimana keli oil cukup banyak mengandung omega-6 dan omega-3 sehingga harganya kompetitif. Kandungan omega 3 ikan lele :

Perlu Belajar dari Malaysia

Masih sedikit yang menjalankan usaha ini, untuk menjalankan usaha ini kita perlu belajar dari malaysia, selama 10 tahun Technology Park Malaysia telah melakukan penelitian tentang keli meal. berikut ini adalah flow cart dari Produksi Kelimeal di Malaysia :


Di Malaysia 2 hektar lahan untuk pengembangan keli farm akan menghasilkan 600 MT keli meal dan 195 MT keli oil. (Telah di Terbitkan di Majalah Poultry Indonesia, Edisi March 2008).

BAGAIMANA CARANYA MENDETEKSI KATUL

Dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari jumlah padi yang di giling menjadi beras. Bahan ini biasa digunakan sebagai sumber energi bagi pakan layer, yang mana penggunaanya rata-rata mencapai 10-20% di usis produksi. Menurut NRC 1994, energi yang terkandung dalam dedak padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Namun nilai ini bukan harga mati, karena jumlah energi yang bisa dihasilkan dari nutrient yang ada pada dedak tergantung dari jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Indikator tingginya serat kasar bisa di lihat dari jumlah hull/sekam nya dengan cara menaganalisa dengan phloroglucinol . Bau dari dedak padi juga harus fresh, karena jika baunya sudah tengik berarti telah terjadi reaksi kimia pada lemak yang ada didalam dedak tersebut. Artinya jumlah energi dari lemaksnya juga semakin sedikit. Pada musim penghujan perlu diwaspadai juga dedak padi dengan kadar air tinggi, biasanya dedak semacam ini cepat rusak (menggumpal) dan akan memicu terjadinya oksidasi pada lemaknya.

Dari hal tersebut diatas maka peternak sebaiknya mempertimbangkan penerimaan dedak padi berdasarkan kualitasnya. Berikut ini adalah cara memilih dedak padi yang baik untuk ayam petelur.

1. Analisa Fisik

Warna harus cokllat cerah dan tidak menggumpal, biasanya rice bran yang menggumpal mempunyai kadar air tinggi. Baunya juga tidak “tengik” (rancid), bau tengik biasanya disebabkan karena proses oksidasi, karena dedak banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang mudah tengik. Ini juga menjadi indikasi bahw a dedak yang disimpan sudah cukup lama.

2. Proximat Analysis

Uji ini adalah uji dasar untuk semuabahan baku yang akan dibuat pakan termasuk rice bran. Teknik analysa proximat tidak dicantumkan dalam tulisan ini, karena membutuhkan banyak peralatan dan cukup mahal biayanya. Namun demikian ada beberapa nutrient yang harus tetap di uji untuk bisa menentukan nilai Energi metabolis dan Asam Amino dalam rice bran n diantaranya adalah kadar air, protein, serat kasar, dan ash (abu). Standart hasil analisa proximat rice bran yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut :

3. Kandungan Sekam/hull

Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menhindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.

Langkah – Langkah pengecekan Hull (sekam) :

1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)
2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm
3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam
4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk
5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk
6. Pipet 4 ml phloroglucinol ke masing-masing petri diks
7. Aduk sampai homogen
8. Diamkan 10-15 menit
9. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standart

4. Kontaminasi Bahan Organik

Ini perlu dihindari, karena kontaminasi dengan bahan lain apapun bisa merubah komposisi nutrient, yang mana tidak semua nutrient (asam amino) selalu dianalisa sebelum digunakan. Teknik yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya kontaminan bahan anorganik seperti Zeolit yaitu dengan mereaksikan dengan CCl4 . Prinsipnya bahwa bahan organik akan mengapung jika ditambahkan zat tersebut sedangkan bahan anorganik tetap akan tenggelam

5. Kontaminasi dengan Kapur

Kontaminasi kapur pada dedak padi sering ditemukan dilapangan, karena memang harga kapur jauh lebih rendah dibandingkan dengan dedak, dan warnanyapun tidak banyak merubah warna dasar dedak. Kontaminasi dengan kapur secara fisik akan sulit diketahui, namun karena kapur dan dedak padi mempunyai perbedaan density yang cukup banyak sehingga merubah density dedak yang terkontaminasi. Density dedak rata-rata 350 gram/lt, sedangkan density dedak yang terkontaminasi kapur bisa mencapai 450 gram/lt.

Selain dari segi perbdaan density, kontaminasi dengan kapur juga bisa di uji secara kimiawi. Adanya reaksi HCL dengan kapur bisa digunakan untuk menguji adanya kontaminasi tersebut.

Peternak juga perlu memperhitungkan energi yang terkandung didalam dedak padi dengan cermat. Berikut adalah Simulasi hubungan energi pada dedak padi dengan nilai nutrisinya. Perubahan nilai protein biasanya tidak signifikan pengaruhnya terhadap kandungan energi, sedangkan peningkatan kandungan serat kasar dan abu akan menurunkan nilai energi cukup banyak.Berikut ini adlah contoh simulasi kandungan energi karen perubahan kadar serat kasar dan abu (Ash) :

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 25 Juli 2009

FERMENTASI KEDELAI SEBAGAI PAKAN TERNAK

Efek kering kedelai difermentasi (natto) suplemen pada produksi telur dan kualitas cangkang telur. Berkaitan dengan efektiftifitas makanan ternak dengan menggunakan berbagai limbah makanan di Jepang. Dari Empat puluh ribu jumlah ayam yang secara acak dibagi menjadi 4 kelompok.Kelompok ayam di grup 1 adalah menggunakan makanan pokok sebagai kontrol di kasih 3%, hasilnya tidak menunjukkan peningkatan produksi telur atau rasio konversi pakan pada kelompok 1. Kualitas telur yang termasuk telur berat, kekuatan dan ketebalan tipis, warna kuning telur, berat kuning telur, albumen tinggi, dan unit Haugh juga tidak diperbaiki.
Akan tetapi dengan menggunakan makanan kering natto mengubah konten kolesterol dalam kuning telur. The supplementation kering natto menunjukkan kecenderungan untuk mengurangi kolesterol kuning telur setelah 1 bulan pemberian pakan terfermentasi. Di sisi lain, hakekat kolesterol menurun signifikan setelah 12-wk 3% dari makanan kering. Proses fermentasi telah lama digunakan untuk menyiapkan makanan kedelai tradisional di Asia Timur Jauh termasuk "Doubanjiang" di Cina, "Duenjang" di Korea, dan "Miso" di Jepang, Natto juga tradisional Jepang kesehatan makanan siap menggunakan kedelai difermentasi oleh Bacillus subtilis var natto (Bacillus natto), yang merupakan Gram-positif pembentuk spora-bakteri (Ashiuchi dkk., 1998).
Hal ini dikenal yang difermentasi memiliki berbagai makanan fungsional properti.Misalnya, yogurt dibuat dari susu fermentasi oleh lactobacillus dengan menampilkan berbagai kegiatan seperti fisiologis antioxidative (Songisepp dkk., 2005) dan kegiatan antiallergenic (Veckman dkk., 2003). Natto juga memiliki berbagai fungsi properti. Ekstrak Natto diketahui termasuk nattokinase, yang memiliki sekitar empat kali lebih kuat dari fibrinolytic aktivitas plasmin dalam klintir lysis assays (Fujita et al., 1993). ditemukan difermentasi kedelai dapat bermanfaat dalam pengendalian diare di Escherichia coli-terlawan weaned piglets (Rhizopus microsporus difermentasi) dan meningkat signifikan mendapatkan berat dan asupan makanan (Bacillus subtilis difermentasi). Unggas di industri, supplementation dari microorganisme menguntungkan baru-baru ini telah menarik minat Antibiotik yang tersebar luas di gunakan untuk mencegah penyakit dan pathogens unggas untuk meningkatkan produksi daging dan telur. Namun, lanjutnya penggunaan antibiotik diet telah mengakibatkan masalah umum seperti pengembangan obat tahan bakteri (Sorum dan Sumde, 2001), ketimpangan yang biasa microflora (Andermont, 2000), dan residu obat dalam tubuh (Burgat, 1991) . Sebagai hasil dari masalah ini, ia telah menjadi perlu untuk mengembangkan alternatif menggunakan microorganisme bermanfaat. J probiotic adalah hidup Microbial pakan suplemen yang akan mempengaruhi host beneficially hewan dengan meningkatkan dan usus Microbial keseimbangan (Fuller, 1989), dan dianjurkan sebagai alternatif yang efektif untuk antibiotik (Sissons, 1989).Setelah pemberian makanan dari probiotics, peningkatan pertumbuhan kinerja dan efisiensi pakan telah dilaporkan pada ayam pedaging chicks (Santoso et al., 1995; Cavazzoni dkk., 1998).Selain itu, Bacillus subtilis telah belajar sebagai agen antibiotik untuk unggas (Samanya dan Yamauchi, 2002).Sejak ada beberapa penyelidikan tentang akibat supplementation dari natto disiapkan sebagai bahan makanan di lapisan ayam diet, tidak ada informasi yang tersedia pada efek natto suplemen pada produksi telur dan kualitas telur. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menjelaskan akibat supplementation kering natto berisi hidup Bacillus natto pada produksi telur dan kualitas telur ayam lapisan selama periode makan dan untuk mengevaluasi kesesuaian natto lapisan ayam sebagai suplemen. class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;">Egg shell strength was measured by using of Eggshell force gauge (Model II Robotmation Co. Ltd. Tokyo, Japan). Kekuatan kulit telur diukur dengan menggunakan kekuatan dari kerabang gauge (Model II Robotmation Co Ltd Tokyo, Jepang). The eggs were broken onto a plastic plate to measure the Haugh unit value by the measurement of the albumen height and egg weight using an Egg multi-tester (EMC500C Robotmation Co. Ltd.). Telur yang rusak ke sebuah piring plastik untuk mengukur nilai Haugh oleh unit pengukuran yang tinggi dan telur albumen berat menggunakan Egg multi-tester (EMC500C Robotmation Co Ltd). The yolk color was determined with a Roche yolk color fan. Warna kuning telur yang telah ditentukan dengan warna kuning telur Roche fan. To measure the cholesterol content in the yolk, 5 eggs were selected randomly from each group, and the yolk was separated and weighed. Untuk mengukur konten kolesterol dalam kuning telur, 5 telur ini dipilih secara acak dari masing-masing grup, dan kuning telur yang telah dipisahkan dan ditimbang. Cholesterol was extracted from the yolks with 1 mol/L KOH containing 2-propanol and was determined using a cholesterol colorimetric assay kit (F-kit cholesterol, Roche Molecular Biochemicals, Germany). Kolesterol telah diekstrak dari yolks dengan 1 mol / L KOH berisi 2-propanol dan telah ditentukan menggunakan colorimetric kolesterol kadar logam kit (F-kit kolesterol, Roche Molecular Biochemicals, Jerman). Blood was also collected from each bird at 12 weeks from the neck after slaughter. Darah juga dikumpulkan dari burung di masing-masing dari 12 minggu setelah menyembelih leher. The plasma fraction was isolated using heparin and was kept at -20[degrees]C until cholesterol analysis. Plasma pecahan yang terisolasi dengan menggunakan heparin dan telah disimpan di -20 [derajat] C sampai kolesterol analisis. Plasma cholesterol was determined by the colorimetric method described above. Kolesterol plasma telah ditentukan oleh colorimetric metode yang dijelaskan di atas.
Statistical analysis Analisis statistik
All data were subjected to a 1-way ANOVA (a 1-way ANOVA test was conducted for all data). Semua data yang terkena ke 1-cara ANOVA (a 1-way ANOVA test telah dilakukan untuk semua data).
RESULTS AND DISCUSSION HASIL DAN DISKUSI
Production performance Kinerja produksi
During the feeding period, the highest egg production (95.7%) was found in the 3%-natto group at week 5, and the lowest egg production (80.0%) was from the 1%-natto group at week 3. Selama periode makanan, produksi telur tertinggi (95,7%) telah ditemukan pada 3% pada kelompok-natto bulan 5, dan produksi telur yang terendah (80,0%) adalah dari 1% pada kelompok-natto minggu 3. No significant effect of natto on egg production was observed in the periods from weeks 1 to 11. Tidak ada efek yang signifikan natto pada produksi telur telah diamati dalam jangka waktu dari 1 sampai 11 bulan.
Egg production in the control and natto added groups were not significantly different (Figure 1A). Produksi telur di kontrol dan natto ditambahkan kelompok tidak berbeda secara nyata (Gambar 1A). The feed conversion ratios of the control and natto added groups were not significantly different during weeks 1 to 11 (Figure 1B). Feed ratios konversi dari natto ditambahkan kontrol dan kelompok tidak berbeda secara nyata selama 1 bulan ke 11 (Gambar 1B).
From a nutritional point of view, it is known that soybean meal has a variety of antinutritional factors, such as trypsin inhibitor, lectins, and soya globulins, which limit the application of soybean meal in animal feed especially for young animal (Dunsford et al., 1989; Li et al., 1990; Jiang et al., 2000). Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa kedelai memiliki makan antinutritional berbagai faktor, seperti trypsin zat yg mencegah, lectins, dan kecap globulins, yang membatasi aplikasi dari tepung kedelai dalam pakan hewan terutama untuk hewan muda (Dunsford dkk. , 1989; Li et al., 1990; Jiang dkk., 2000). On the other hand, it was reported that protein hydrolysis is a suitable treatment for reducing the antigenic activity of soy products and improving nutritional performance in young calves (Lalles et al., 1995). Di sisi lain, ia melaporkan bahwa protein hidrolisis adalah perawatan yang cocok untuk mengurangi antigenic kegiatan soy produk nutrisi dan meningkatkan kinerja dalam sapi muda (Lalles dkk., 1995). Natto, which is prepared from soybeans by fermentation with Bacillus natto, has probiotic activities. Natto, yang disiapkan oleh fermentasi dari kedelai dengan Bacillus natto, telah probiotic kegiatan. However, few studies about the effect of natto as poultry feed have been reported. Namun, beberapa studi mengenai dampak natto sebagai pakan ternak unggas telah dilaporkan. In this study, the effects of natto supplement on egg production and egg qualities were investigated showing that natto supplementation did not affect the egg production and feed conversion ratios (Figure 1). Dalam studi ini, efek dari suplemen natto pada produksi telur dan kualitas telur yang diinvestigasi natto supplementation menunjukkan bahwa tidak akan mempengaruhi produksi telur dan konversi pakan ratios (Gambar 1). Miles et al. Miles dkk. (1981) reported that Lactobacillus dose improved egg production and provided several explanations for the observations. (1981) melaporkan bahwa Lactobacillus dosis meningkatkan produksi telur dan memberikan beberapa penjelasan untuk observasi. These explanations included a possible increase in gut motility occurring in the presence of excessive numbers of organisms thereby altering nutrient availability for absorption at desired points, or that other beneficial bacterial populations may be altered so that cohabitation of the established microflora is unsettled. Ini penjelasan termasuk kemungkinan peningkatan dalam hal dpt terjadi di usus keberadaan berlebihan sehingga jumlah organisme mengubah gizi ketersediaan penyerapan di dikehendaki poin, atau lainnya yang bermanfaat populasi bakteri dapat diubah agar kohabitasi yang didirikan microflora yang berubah-ubah. In our results, no effect of natto dose on egg production was shown, so further research should focus on enteric microorganisms to clarify the probiotic action of natto under other experimental conditions. Dalam hasil kami, maka tidak ada efek natto dosis pada produksi telur yang ditampilkan, sehingga lebih lanjut penelitian harus fokus pada perut microorganisme untuk memperjelas probiotic tindakan natto lainnya di bawah kondisi percobaan.
Kualitas telur
Table 2 shows the effect of dried natto (3%) supplement on various egg qualities. Tabel 2 menunjukkan efek kering natto (3%) pada berbagai suplemen kualitas telur. The average egg weight in all groups increased with increasing feeding period. Berat telur rata-rata di semua kelompok meningkat dengan meningkatnya waktu makan. However, during the 12-wk period of the experiment, the average egg weights among different treatments showed no statistical differences (p>0.1). Namun, selama 12-wk masa percobaan, rata-rata bobot telur antar perawatan statistik menunjukkan tidak ada perbedaan (p> 0,1). After 12 wk of natto supplementation, the egg weight in the control and 3% natto groups were 54.3 and 52.8 g, respectively. Setelah 12 wk dari natto supplementation, telur yang berat di kontrol dan 3% natto kelompok 54,3 dan 52,8 g, masing-masing.
Egg shell thickness in the control increased slightly with increasing feeding period. Ketebalan kulit telur di kontrol sedikit meningkat dengan meningkatnya waktu makan. At the end of 12 wk period, the egg shell thicknesses in the natto-added groups were lower than that of the control, but did not show statistical differences. Pada akhir periode 12 wk, di kulit telur thicknesses dalam natto ditambahkan-kelompok yang lebih rendah dari pada kontrol, tetapi tidak menunjukkan perbedaan statistik. Egg shell strength between the control and natto diet also showed no statistical differences (p>0.1). Kulit telur antara kekuatan dan natto diet juga menunjukkan tidak ada perbedaan statistik (p> 0,1).
The effects of dietary treatments on yolk color and weight were examined. Efek dari diet perawatan pada warna kuning telur dan berat telah diperiksa. Yolk color increased with increasing feeding period, but a significant difference in yolk color in the control and natto diets was not shown. Warna kuning telur meningkat dengan meningkatnya waktu makan, tetapi perbedaan yang signifikan di dalam warna kuning telur dan natto diet tidak ditampilkan. In both groups, yolk weight also increased with feeding period, but the numerical differences in yolk weight in the control and natto diets were not statistically significant. Dalam kedua kelompok, berat kuning telur juga meningkat dengan makan waktu, namun perbedaan numerik dalam hakekat berat dalam kontrol dan natto diets statistik tidak signifikan. The effect of the supplementation of natto on Haugh unit and albumen height was studied but showed no statistical differences in the values between control and natto diet (p>0.1). Efek dari supplementation dari natto di Haugh unit dan ketinggian albumen telah belajar tetapi statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai-nilai dan diet natto (p> 0,1).
[FIGURE 2 OMITTED] [MELAYU diabaikan 2]
As described above, egg qualities such as egg shell, yolk, and albumen were not affected by the supplementation of dried natto (Table 2). Seperti dijelaskan di atas, kualitas telur seperti kulit telur, kuning telur, dan albumen yang tidak terpengaruh oleh supplementation kering natto (Tabel 2). It has been suggested that medullary bone in the marrow cavity of long bones is the major contributor of skeletal calcium involved in egg shell formation (Taylor and Moore, 1954). Telah mengemukakan bahwa berkenaan dgn sumsum tulang di rongga dari sumsum tulang panjang adalah penyumbang utama yang terlibat dalam kerangka kalsium kulit telur formasi (Taylor dan Moore, 1954). Estrogen induces the early formation of the medullary bone with the maturation of female birds (Bloom et al., 1958). Estrogen induces awal pembentukan yang berkenaan dgn sumsum tulang dengan pematangan perempuan burung (Bloom et al., 1958). Soybean isoflavones contained in soy products acts as an estrogen-like substrate (Miksicek, 1994). Kedelai isoflavones kedelai produk dalam bertindak sebagai estrogen seperti substrat (Miksicek, 1994). Xu et al. Xu et al. (2006) reported that the egg mass from the antibiotics differed significantly in a group fed with dried Bacillus subtilis culture (p<0.05). (2006) melaporkan bahwa telur massa dari antibiotik berbeda signifikan dalam grup bosan dengan kering Bacillus subtilis budaya (p <0.05). Nahashon et al. Nahashon dkk. (1994) and Mohan et al. (1994) dan Mohan dkk. (1995) reported a slight improvement in egg shell thickness in hens fed with supplement containing Lactobacillus. (1995) melaporkan sedikit perbaikan pada kulit telur ketebalan di hens makan dengan suplemen yang mengandung Lactobacillus. Therefore, we hypothesized that dried natto, which contains isoflavones and living B. natto, would also enhance egg shell thickness and weight. Karena itu, kami hypothesized yang kering natto, yang berisi isoflavones B. natto dan tinggal, juga akan meningkatkan ketebalan kulit telur dan berat. However, natto supplement did not influence the egg shell thickness. Namun, natto suplemen tidak mempengaruhi ketebalan kulit telur. Therefore, it was clarified that 3% and below of dried natto did not alter the properties of egg shell thickness. Oleh karena itu, adalah jelas bahwa di bawah 3% dan kering natto tidak mengubah properti dari ketebalan kulit telur.
Yolk cholesterol concentration in the 3% natto group decreased with increasing feeding period. Hakekat kolesterol dalam konsentrasi 3% natto grup menurun dengan meningkatnya waktu makan. In the 3% natto group, the cholesterol concentration after the 12-wk feeding period was significantly lower than that at week 0 (p<0.05)> Pada 3% natto kelompok, konsentrasi kolesterol setelah 12-wk makan waktu yang signifikan lebih rendah dari yang di minggu 0 (p <0.05)> Moreover, after the 12-wk feeding period the average cholesterol concentration in the yolk decreased in a natto dose-dependent manner (Table 3). Apalagi, setelah 12-wk makan waktu rata-rata konsentrasi kolesterol dalam kuning telur menurun dalam natto dosis tergantung cara (Tabel 3). The tendency of the reduction of yolk cholesterol (p<0.1)> Kecenderungan dari pengurangan kolesterol kuning telur (p <0,1)> On the other hand, natto supplement did not influence plasma cholesterol levels. Di sisi lain, natto suplemen tidak mempengaruhi tingkat kolesterol plasma.
Recently, considerable attention has been paid to the potential of feed supplement in altering lipid metabolism. Baru-baru ini, banyak perhatian telah dibayarkan kepada potensi pakan suplemen dalam mengubah metabolisme lipid. Suppression of cholesterol in cocks (Endo et al., 1999; Wenjun et al., 2004; Lim et al., 2006) and in broilers (Santoso et al., 1995) has been reported. Penindasan dari kolesterol dalam cocks (Endo et al., 1999; Wenjun dkk., 2004; Lim et al., 2006) dan di broilers (Santoso et al., 1995) telah dilaporkan. It was reported that probiotics reduce cholesterol concentrations in egg yolk (Mohan et al., 1995; Abdulrahim et al., 1996; Haddadin et al., 1996) and in the serum in chicks (Mohan et al., 1995; Jin et al., 1998). Dilaporkan bahwa probiotics mengurangi konsentrasi kolesterol dalam telur hakekat (Mohan dkk., 1995; Abdulrahim dkk., 1996; Haddadin dkk., 1996) dan di dalam serum chicks (Mohan dkk., 1995; Jin dkk ., 1998). Our finding of the reduction in yolk cholesterol agrees with these studies. Kami mencari dari pengurangan hakekat kolesterol setuju dengan studi ini. It was also reported that the yolk cholesterol levels were reduced by dried Bacillus subtilis culture supplementation (Xu et al., 2006). Ia juga melaporkan bahwa tingkat kolesterol kuning telur telah dikurangi oleh kering Bacillus subtilis budaya supplementation (Xu et al., 2006).
It is possible that some of the organisms present in the probiotic preparation could assimilate cholesterol present in the gastrointestinal tract for their own cellular metabolism, thus reducing the amount absorbed, as suggested by Gilliland et al. Ada kemungkinan bahwa beberapa organisme hadir dalam persiapan probiotic mencernakan kolesterol dapat hadir dalam sistem gastrointestinal untuk metabolisme sel-sel mereka sendiri, sehingga mengurangi jumlah yang diserap, seperti yang diusulkan oleh Gilliland dkk. (1985). (1985). Kalavathy et al. Kalavathy dkk. (2003) indicated that lactic acid bacterial strains are able to alter the enterohepatic cycle and reduce cholesterol through the assimilation of dietary cholesterol into the bacterial cells and the bile salt hydrolate activity in the intestine. (2003) menunjukkan bahwa jenis bakteri asam susu dapat mengubah enterohepatic siklus dan mengurangi kolesterol melalui assimilation dari diet kolesterol ke dalam sel bakteri dan garam empedu hydrolate kegiatan dalam usus. Another reason for the decrease of cholesterol in probiotic-fed hosts, as suggested by Fukushima and Nakano (1995), is that probiotics are able to inhibit hydroxymethyl-glutarylcoenzyme A, an enzyme involved in the gastrointestinal tract. Lain alasan dari penurunan kolesterol dalam probiotic didulang alam, seperti yang diusulkan oleh Fukushima dan Nakano (1995), adalah bahwa probiotics dapat menghalangi hydroxymethyl J-glutarylcoenzyme, sebuah enzim yang terlibat dalam sistem gastrointestinal. Haddadin et al. Haddadin dkk. (1996) reported that cholesterol levels in yolks were decreased by 18.8% when layer hens were fed for a 48-wk period with Lactobacillus at up to 4 million viable cells per gram of feed. (1996) melaporkan bahwa tingkat kolesterol dalam yolks telah turun 18,8% bila lapisan hens were fed a 48-wk periode dengan Lactobacillus di sampai 4 juta sel per gram giat dari feed.
Kesimpulannya, hasil menunjukkan bahwa supplementation kering natto ke diet dari lapisan ayam memiliki efek menguntungkan. Natto supplement reduced the content of yolk cholesterol during the 12-wk feeding period, although plasma cholesterol levels were not changed by the supplementation of natto. Natto suplemen mengurangi isi hakekat kolesterol selama 12-wk makan waktu, meskipun tingkat kolesterol plasma tidak berubah oleh supplementation dari natto. When female chickens become sexually mature, estrogen stimulates the hepatic production and secretion of huge amounts of smaller VLDL, which have been called "yolk targeted VLDL", containing large amounts of apolipoprotein VLDL II (apoVLDL II) (Schneider et al., 1990). Ketika perempuan menjadi seksual ayam matang, warnanya merah coklat estrogen yang merangsang produksi dan pengeluaran yang sangat besar dalam jumlah kecil VLDL, yang telah disebut "hakekat bertarget VLDL", yang berisi sejumlah besar apolipoprotein VLDL II (apoVLDL II) (Schneider et al., 1990) . So the lowering of yolk cholesterol by feeding of natto could be due to the decrease in yolk targeted VLDL or apoVLDL II. Jadi, penurunan kolesterol oleh hakekat dari makanan natto dapat disebabkan oleh penurunan hakekat bertarget VLDL atau apoVLDL II. Therefore, further work should focus on investigating cholesterol metabolism and its related gene expression in the liver and in gastrointestinal flora to clarify the suitability of natto supplement for the development of low-cholesterol eggs. Oleh karena itu, harus bekerja lebih fokus pada investigasi metabolisme kolesterol dan terkait gene ekspresi di dalam hati dan gastrointestinal flora untuk memperjelas kesesuaian natto suplemen untuk pengembangan telur rendah kolesterol.
ACKNOWLEDGMENTS UCAPAN TERIMA KASIH
We are grateful to the manager of Takano Foods Co. Kami sangat berterima kasih kepada manajer Takano Foods Co
Ltd., Ken-Ichiro Kaneko for providing fermented soybean products. Ltd, Ken-Ichiro Kaneko untuk menyediakan produk-produk kedelai difermentasi. We wish to thank Mr. Kazuo Namai of the Laboratory of Poultry, Ibaraki Prefectural Livestock Research Center. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kazuo Namai dari Laboratorium Unggas, Prefektur Ibaraki Ternak Pusat Penelitian.
Received November 12, 2007; Accepted March 4, 2008 Diterima 12 November 2007; Diterima Mar 4, 2008
REFERENCES REFERENSI
Abdulrahim, SM, SY Haddadin, EA Hashlamoun and RK Robinson. Abdulrahim, SM, SY Haddadin, EA Hashlamoun dan RK Robinson. 1996. 1996. The influence of Lactobacillus acidphilus and bacitracin on layer performance of chicken and cholesterol content of plasma and egg yolk. Pengaruh Lactobacillus acidphilus dan pada lapisan bacitracin kinerja ayam dan konten kolesterol plasma telur dan kuning telur. Br. Br. Poult. Anak ayam. Sci. Sci. 37:341-346. 37:341-346.
Andremont, A. 2000. Andremont, A. 2000. Consequences of antibiotic therapy to the intestinal ecosystem. Konsekuensi dari terapi antibiotik ke usus ekosistem. Ann. Ann. Fr. Fr. Anesth. Anesth. Reanim. Reanim. 19:395-402. 19:395-402.
Ashiuchi, M., K. Tani, K. Soda and H. Misono. Ashiuchi, M., K. Tani, K. Soda dan H. Misono. 1998. 1998. Properties of glutamate racemase from Bacillus subtilis IFO 3336 producing poly-gamma-glutamate. Properti dari glutamate racemase dari Bacillus subtilis IFO 3336 produksi poly-gamma-glutamate. J. Biochem. J. Biochem. 123:1156-1163. 123:1156-1163.
Bloom, MA, LV Domm, AV Nalbanadov and W. Bloom. Bloom, MA, LV Domm, AV Nalbanadov dan W. Bloom. 1958. 1958. Medullary bone of laying chickens. Berkenaan dgn sumsum tulang dari peletakan ayam. Am. Am. J. Anat. J. Anat. 102: 411-453. 102: 411-453.
Burgat, V. 1991. Burgat, V. 1991. Residues of drugs of veterinary use in food. Residu obat-obatan dari dokter hewan digunakan dalam makanan. Rev. Prat. Wahyu bokong. 41:985-990. 41:985-990.
Cavazzoni, V., A. Adami and C. Castrovilli. Cavazzoni, V., A. Adami dan C. Castrovilli. 1998. 1998. Performance of broiler chickens supplemented with Bacillus coagulans as probiotic. Kinerja ayam pedaging dengan ayam supplemented Bacillus coagulans sebagai probiotic. Br. Br. Poult. Anak ayam. Sci. Sci. 39:526-529. 39:526-529.
Dunsford, BR, DA Knabe and WE Hacnsly. Dunsford, BR, DA Knabe dan WE Hacnsly. 1989. 1989. Effect of dietary soybean meal on the microscopic anatomy of the small intestine in the early-weaned pig. Efek dari diet kedelai makan di anatomi mikroskopis dari usus kecil pada awal-weaned babi. J. Anim. J. Anim. Sci. Sci. 67:1855-1864. 67:1855-1864.
Endo, T., M. Nakano, S. Shimizu, M. Fukushima and S. Miyoshi. Endo, T., M. Nakano, S. Shimizu, M. dan S. Fukushima Miyoshi. 1999. 1999. Effect of a probiotic on the lipid metabolism of cocks fed on a cholesterol-enriched diet. Efek dari probiotic pada metabolisme lipid dari cocks makan pada kolesterol-kaya diet. Biosci. Biosci. Biotechnol. Biotechnol. Biochem. Biochem. 63:1569-1575. 63:1569-1575.
Fujita, M., K. Nomura, K. Hong, Y. Ito, A. Asada and S. Nishimuro. Fujita, M., K. Nomura, K. Hong, Y. Ito, A. Asada dan S. Nishimuro. 1993. 1993. Purification and characterization of a strong fibrinolytic enzyme (nattokinase) in the vegetable cheese natto, a population soybean fermented food in Japan. Pemurnian dan karakterisasi yang kuat fibrinolytic enzim (nattokinase) di sayur keju natto, populasi kedelai difermentasi makanan di Jepang. Biochem. Biochem. Biophys. Biophys. Res. Res. Commun. Commun. 197:1340-1347. 197:1340-1347.
Fukushima, M. and M. Nakano. Fukushima, M. dan M. Nakano. 1995. 1995. The effect of a probiotic on faecal and liver lipid classes in rats. Efek dari probiotic pada faecal lipid hati dan kelas tikus. Br. Br. J. Nutr. J. Nutr. 73:701-710. 73:701-710.
Fuller, R. 1989. Fuller, R. 1989. Probiotic in man and animal. Probiotic pada manusia dan hewan. J. Appl. J. Appl. Bacteriol. Bacteriol. 66:365-378. 66:365-378.